Pada kesempatan kali ini saya tayangakan kembali postingan yang sebelumnya, yang saya rasa masih banyak kekurangan dan sekarang sudah saya perbaiki. Nah kali ini saya berupaya untuk mengajak kawan-kawan untuk belajar dan mengetahui tentang sifat-sifat fisik mineral.
Let's begin.............
Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dan struktur dalam yang teratur, yang terjadi secara alamiah atau tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Sedangkan kristal atau hablur suatu benda padat homogen berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi bangun atau struktur dalamnya.
Mineral Kristal
a. Terbentuk oleh proses alam a. Dapat dibentuk oleh manusia di Lab
b. Tidak selalu membentuk kristal b. Tidak selalu membentuk mineral
Berzelius telah mengklasifikasikan mineral menjadi 8 golongan berdasarkan sifat kimianya, yaitu sebagai berikut :
1. Elemen Native
Emas, Perak, Tembaga, Intan, dll.
2. Sulfida
Galena, Pirit, Kalkopirit, dll.
3. Oksida dan Hidroksida
Korundum, Hematit, Gutit, dll.
4. Halida
Halit, Fluorit, Silvit, dll.
5. Karbonat, Nitrat, Borat, dan Iodat
Kalsit, Aragonit, Dolomit, dll.
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat dan Tungstat
Barit, Gipsum, dll.
7. Fosfat, Arsenat, Vanadat
Apatit, dll.
8. Silikat
Kuarsa, Olivin, Feldspar, dll.
SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL
Nah, sebelum kita mengidentifikasi mineral, alangkah baiknya kita mengetahui sifat-sifat fisik mineral itu sendiri, yang mana sifat-sifat fisik mineral itu berbeda-beda. oleh karena itu, penggunaan sifat-sifat fisik mineral ini dapat memudahkan kita dalam pemerian atau pengidentifikasian suatu mineral.
1. Sistem Kristal
Suatu mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian kristal. Struktur kristal berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini mempunyai pola yang teratur pada sisi-sisinya dengan sudut aturannya dapat digolongkan ke dalam sistem kristal utama yang merupakan ciri setiap mineral.
Di bawah ini adalah tujuh jenis sistem kristal yang utama:
Sistem Kristal | Axes in unit cell | Angles in unit cell |
|
Cubic | a = b = c | α = β = γ = 90º |
|
Tetragonal | a = b ≠ c | α = β = γ = 90º |
|
Orthorhombic | a ≠ b≠ c | α = β = γ = 90º |
|
Monoclinic | a ≠ b ≠ c | α = γ = 90º , β ≠ 90º |
|
|
Triclinic | a ≠ b ≠ c | α ≠ β ≠ γ ≠ 90º |
|
Hexagonal | a = b = c | α = β = 90º, γ = 120º |
|
|
Rhomboidal / Trigonal | a = b = c | α=β=γ≠ 90º or |
|
a = b = c | α = β = 90º γ = 120º |
|
|
Contoh : Kuarsa memiliki sistem kristal Heksagonal (Prisma enam bidang)
2. Warna (Colour)
Cahaya dari suatu mineral yang terlihat dengan mata telanjang. Warna biasanya bersifat umum.
==> Contoh : Ortoklas Merah Muda
3. Belahan (Cleavage)
Sifat suatu mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-arah tertentu dalam bentuk rata (teratur), umumnya sejajar dengan salah satu sisi kristal. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belah.
==>Contoh : Mika belahan satu arah sempurna
4. Pecahan (Fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral dan umumnya tidak teratur. Pecahnya mineral tersebut diakibatkan oleh suatu gaya tekan yang bekerja pada suatu mineral dan gaya tersebut melebihi batas elastisitas dan plastisitas mineral tersebut.
==>Contoh : Olivin pecahan Conchoidal
5. Kilap (Luster)
Kilap atau derajat kecerahan adalah intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan suatu mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi). Secara umum kilap dibagi 2 bagian, yaitu : Kilap logam dan Kilap non-logam.
6. Goresan (Streak)
Goresan adalah warna bubuk mineral bila digoreskan pada pelat porselen. Untuk mineral bijih, goresan dapat digunakan sebagai petunjuk. Pada mineral yang berkilap non-logam, biasanya goresannya tidak berwarna atau berwarna muda. Goresan dapat saja sama atau berbeda dengan warna mineralnya.
7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ukuran daya tahan dari permukaan suatu mineral terhadap goresan. Kekerasan relatif dari suatu mineral dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan suatu urutan mineral yang ditetapkan sebagai standar kekerasan Mohs (1822).
Tabel Alat-Alat Penguji Kekerasan
Alat Penguji | Kekerasan |
Kuku Manusia | 2.5 |
Kawat Tembaga | 3 |
Pecahan Kaca | 5.5 – 6 |
Pisau Baja | 5.5 – 6 |
Kikir Baja | 6.5 – 7 |
Skala Kekerasan Mohs
Kekerasan | Mineral |
1 | Talk |
2 | Gipsum |
3 | Kalsit |
4 | Flourit |
5 | Apatit |
6 | Ortoklas |
7 | Kuarsa |
8 | Topas |
9 | Korundum |
10 | Intan |